Sajak dolphin Alek Brawijaya
hanya pelaku cerita yang dimainkan oleh dalang
Minggu, 08 Mei 2011
Senja dalam seberkas debu
ketika surya redup
terasa sunset bak matahari
yang panca dan roba
mengubah angin menjadi gerah.
hingga aku menjala dengkur
matahari pecah dan menggebuh bayangmu.
mungkin aku tak pernah melihat kebelakang
saat lambaian bisu kupanggil dengan bisu.
maaf, aku terlelap.
Alek Brawijaya, Asrama haji
mei 2011
Selasa, 03 Mei 2011
DOA NIRWANA
A.N : Kurnia wati
angin mas lalu
akankah engkau segera berakhir?
akankah engkau membuka kekusaman hati ini, hati yang yang penuh dengan kegalauantentangnya?
yang haus akan kasihnya,
yang seakan menghancurkan segalanya, menutup hati dan membekas menjadi goresan luka,
yang merubah angin serta awan menjadi seram dan menakutkan,
angin akankah engkau memberi secerah cahaya indah,
cahaya yang akan merubah segalanya
hingga tak ada, kita terluka
Senin, 22 November 2010
Sajak sayap patah
yang telah memvonis realisku
untuk menanjak jauh, terbang bersamanya.
hanyalah sebuah dengkuran, membuai langkah menghela gerah dan
aku terhuyung jatuh.
sajak-sajak sayap patah
kemana aku akan berlabuh ?............
untuk menanjak jauh, terbang bersamanya.
hanyalah sebuah dengkuran, membuai langkah menghela gerah dan
aku terhuyung jatuh.
sajak-sajak sayap patah
kemana aku akan berlabuh ?............
Senin, 18 Oktober 2010
hanya tak mudah bagiku, tentang
semburat senumm, mendatang dalam mimpi biru
tentang mimpi itu kau yang yang lelap tanpa bayang ada
tentang itu, ketika kaumengecup bibirku sebagai tanda terakhir kau mati.
aku dan tentang waktu itu.
tentang mimpi itu kau yang yang lelap tanpa bayang ada
tentang itu, ketika kaumengecup bibirku sebagai tanda terakhir kau mati.
aku dan tentang waktu itu.
Kamis, 16 September 2010
Jumat, 16 Juli 2010
Gemuruh
dari telinga kiri, angin yang kencang
bergumpal awan hitam
kemilau yang sesekali menyambar dengan suara besar,
mataku, mata hari, atau matamu
yang kuramal dalam mimpi, jajaran nisan.
gemuruh datang menyapaku
hanya kunang-kunang, kado itu
dan rintik air mata, tak ada lagi dzikir
semua bisu, malaikat terbelenggu
dan di manakah tuhan?
hanya pencarian air hujan
debu terhapus, riam menyapu
dan aku dimana?
hanya arus yang penuh dengan karang
deras terhempas, hanyut menepi
hanya kelokan, ada terarah
selamat atau tertanam?
tuhan ada di mana?
hanya desah, khayalan itu.
bergumpal awan hitam
kemilau yang sesekali menyambar dengan suara besar,
mataku, mata hari, atau matamu
yang kuramal dalam mimpi, jajaran nisan.
gemuruh datang menyapaku
hanya kunang-kunang, kado itu
dan rintik air mata, tak ada lagi dzikir
semua bisu, malaikat terbelenggu
dan di manakah tuhan?
hanya pencarian air hujan
debu terhapus, riam menyapu
dan aku dimana?
hanya arus yang penuh dengan karang
deras terhempas, hanyut menepi
hanya kelokan, ada terarah
selamat atau tertanam?
tuhan ada di mana?
hanya desah, khayalan itu.
Selasa, 15 Juni 2010
angin candi
-yang ku cari dari mu-
hanya sosok belur yang menghijau lelumutan
tak sedikitpun relung dindingmu jatuh dari hati ini
menyesat jauh dalam fragmen relief, dan hujan menerpa
seperti hari kemaren, kau memelukku, menciumku
teramat sangat, dan bias hari ini.
hanya sosok belur yang menghijau lelumutan
tak sedikitpun relung dindingmu jatuh dari hati ini
menyesat jauh dalam fragmen relief, dan hujan menerpa
seperti hari kemaren, kau memelukku, menciumku
teramat sangat, dan bias hari ini.
Langganan:
Postingan (Atom)